Timbulnya perasaan2 negatif seperti takut, murung, cemas, khawatir, kecil hati, merasa tidak berdaya, adalah hal yang wajar dan bisa saja terjadi dalam kehidupan setiap orang. Keadaan tersebut dapat dikatakan sebagai hal yang normal atau wajar APABILA memang terjadinya adalah karena adanya alasan yang jelas yaitu adanya penyebab yang nyata, dan kadar atau intensitasnya, apakah ringan - sedang - berat, juga sebanding dengan kejadian nyata yang menimpanya. Misalnya seorang anak takut berada di tempat gelap, seorang ibu yang merasa cemas karena sudah malam anaknya belum pulang, orang tua yang khawatir anaknya tidak lulus ujian, seorang sales yang merasa kecil hati apakah bisa mencapai target penjualan, seorang korban bencana alam yang seketika merasa tidak berdaya karena rumah dan seluruh harta bendanya tiba2 lenyap dan musnah. Perasaan2 negatif seperti itu adalah wajar, bahkan merupakan natural sign, isyarat alamiah adanya hal yang perlu diatasi. Itu adalah nikmat karunia yang perlu kita syukuri. Dengan adanya isyarat berupa perasaan seperti itu berarti kita diingatkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan, untuk pertahanan diri, atau untuk surfival. Justru apabila tidak demikian, bisa saja malah membahayakan diri, sebab tidak lengkapnya unsur dalam mekanisme pertahanan diri alami, natural self defence mechanism.
NAMUN, apabila adanya rasa takut, murung, cemas, khawatir, kecil hati, merasa tidak berdaya tersebut adalah TANPA adanya penyebab yang jelas, atau kadarnya berlebihan, tidak seukur dengan penyebab nyata-nya, dan dialami seseorang dalam kurun waktu relatif lama, maka bisa jadi itu merupakan gejala gangguan afektif, atau suasana hati yang dalam kajian psikologi disebut depresi.
Pandangan dari segi medis, depresi adalah penyakit yang berkenaan dengan gangguan otak . Bukan sekedar perasaan murung dalam beberapa hari, tapi selama kondisi otaknya terganggu maka perasaan murung akan tetap ada dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Simptomnya berupa rasa sedih, hilangnya minat maupun kesenangan dalam beraktifitas yang dalam keadaan normal menyenangkan, perubahan berat badan, sulit atau malah berlebihan tidur, lunglai, merasa tidak berharga, sampai dengan berpikir lebih baik mati.Gangguan depresi berat diantaranya adalah depresi yang dibarengi dengan gangguan yang disebut mania, yaitu pada saat2 tertentu penderitanya justru mengalami suasana hati gembira yang meluap-luap, kemudian kembali lagi ke periode murung, gangguan seperti ini disebut manic-deppression atau disebut juga bi-polar.
Medikasi dengan antidepresant akan membantu, bisa juga dengan "talk therapy". Sebagian besar penderita menggunakan kedua cara penyembuhan tersebut. Pada tingkat yang ringan, atau bisa disebut mild deppression, penderitanya bisa melakukan proses bantu diri dengan cognitive therapy, atau cognitive-behavioral therapy, dengan ditunjukkan cara2nya oleh psikoterapis. Sedang bila berat, penderita depresi memerlukan bantuan penanganan medis oleh psikiater dan ditunjang dengan penanganan psikoterapi oleh psikolog klinis.
Pandangan dari segi medis, depresi adalah penyakit yang berkenaan dengan gangguan otak . Bukan sekedar perasaan murung dalam beberapa hari, tapi selama kondisi otaknya terganggu maka perasaan murung akan tetap ada dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Simptomnya berupa rasa sedih, hilangnya minat maupun kesenangan dalam beraktifitas yang dalam keadaan normal menyenangkan, perubahan berat badan, sulit atau malah berlebihan tidur, lunglai, merasa tidak berharga, sampai dengan berpikir lebih baik mati.Gangguan depresi berat diantaranya adalah depresi yang dibarengi dengan gangguan yang disebut mania, yaitu pada saat2 tertentu penderitanya justru mengalami suasana hati gembira yang meluap-luap, kemudian kembali lagi ke periode murung, gangguan seperti ini disebut manic-deppression atau disebut juga bi-polar.
Medikasi dengan antidepresant akan membantu, bisa juga dengan "talk therapy". Sebagian besar penderita menggunakan kedua cara penyembuhan tersebut. Pada tingkat yang ringan, atau bisa disebut mild deppression, penderitanya bisa melakukan proses bantu diri dengan cognitive therapy, atau cognitive-behavioral therapy, dengan ditunjukkan cara2nya oleh psikoterapis. Sedang bila berat, penderita depresi memerlukan bantuan penanganan medis oleh psikiater dan ditunjang dengan penanganan psikoterapi oleh psikolog klinis.
Saat ini telah berkembang juga teknik2 penyembuhan lainnya, untuk membantu mengatasi gangguan depresi tersebut yang merupakan bagian dari EFT, NLP, Hypnoterapi, Quantum Healing, dll. Di tangan praktisi EFT, NLP, hipnoterapist gangguan depresi dapat ditangani dalam waktu yang relatif jauh lebih singkat dan cara penanganan lebih praktis. Nampak adanya trend bahwa teknik2 tersebut semakin diminati banyak orang. Teknik2 tersebut utamanya adalah bekerja dengan memanfaatkan pengetahuan tentang "how human brain works".