Anybody is somebody

As anything is something, anywhere is somewhere, anytime is some time, anyway is some way, anyhow is somehow so anyone is someone, anybody is somebody.

Laman

5.2.10

Parenting

Membawakan sessi Parenting, bagi saya selalu mendebarkan. Bagaimana tidak, saya sendiri sebagai ayah dari 3 anak rasanya  jauh dari efektif. Dengan bekal BismilLah, sambil mengasah bekal untuk keperluan diri sendiri, dan niatan bahwa sedikit ilmu yang kutahu ini akan lebih bermanfaat dibagi daripada kusimpan sendiri, dan yang paling mebuat saya berani adalah kemantapan bahwa dengan sharing itulah sebenarnya saya sendiri sedang belajar. Setiap kali di akhir sessi mendapati peserta dengan wajah tercerahkan, dan memberikan applause berulang dan berulang, saya hanya bersyukur dan berharap insyaalLah apa yang saya share setidaknya inspiring. Selebihnya yang tertinggal adalah harapan dan tantangan, I wish I can walk my talk, mudah2an saya sendiri bisa mengamalkan apa yang saya katakan.

Apa yang saya coba tularkan dengan cara ceramah, game juga role play, adalah pengetahuan dan sebatas penguasaan saya mengenai bagaimana menerapkan pola asuh demokratis; menghindarkan distorsi dalam berkomunikasi dengan anak; teknik mendengar aktif; berempati; teknik coaching dan counseling yang efektif untuk anak; rahasia teknik mendongeng untuk menanamkan nilai2 ahlak terpuji.

Keberanian saya membawakan sessi parenting terdukung juga oleh skripsi S1, yang meneliti tentang hubungan antara pola asuh demokratis dengan pembentukan kepribadian wiraswasta. Dengan populasi remaja akhir, hipotesis terbukti, yakni bahwa semakin tinggi persepsi bahwa orang tuanya demokratis maka semakin tinggi pula jiwa wiraswasta pada remaja.

Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua ada tiga macam: otoriter; demokratis. dan permissive. Berbagai perlakuan orang tua terhadap anak adalah berurusan dengan 4 aspek, yaitu Pandangan tentang anak, Komunikasi, Penanaman kedisiplinan, dan Pemenuhan kebutuhan anak.


Otoriter
Pada pola asuh otoriter orang tua berpandangan bahwa anak adalah individu yang sama sekali tidak bisa mendidik dirinya sendiri, untuk berkembang menjadi pribadi yang baik harus disuruh, diperintah dan didikte oleh orang tua dan anak harus patuh. Komunikasi searah, hanya dari orang tua kepada anak, dan isinya kalau bukan dikte, paksaan, perintah, ya larangan. Pendisiplinan: Peraturan2 dibuat sepihak oleh orang tua, tanpa penjelasan, dan harus dipatuhi, kalau tidak dihukum.Dan dalam hal Pemenuhan kebutuhan, kebutuhan2 anak dipenuhi sepihak oleh orang tua, tanpa memperhatikan aspirasi anak.


Berdasarkan berbagai penelitian, pengaruh pola asuh Otoriter: anak berkembang menjadi pribadi yang pasif, kurang inisiatip, impulsif, tidak ramah, tidak puas, curiga, menarik diri, tertekan, gugup, ragu-ragu, membangkang, menentang wibawa, penakut, penurut, tergantung, lambat matang, pemalu, kurang sensitif, kurang bijaksana, kurang pertimbangan, kurang disukai.

Permissive
Pola Asuh Permissive dilatari oleh pandangan orang tua bahwa anak adalah pribadi yang sepenuhnya bisa bertanggungjawab pada perbuatannya sendiri dan bisa mendidik dirinya sendiri. Untuk berkembang cukup dengan diberikan kebebasan sepenuhnya. Dalam hal komunikasi yang terjadi adalah searah, hanya dari anak saja, dan isinya kalau bukan permintaan, rengekan, kadang pemaksaan dari anak. Dalam hal pembiasaan disiplin: Tidak ada peraturan, tidak ada hukuman, yang ada hanya reward agar anak selalu senang. Semua permintaan anak dipenuhi tanpa kritis apakah itu kebutuhan atau keinginan.


Pola asuh Permissive membuat anak kurang berinisiatip, kurang pede, impulsif, emosi labil, tidak tertib, tidak dapat dipimpin, tidak dapat memimpin, menentang, sulit bekerjasama, aleman, berekspresi terlalu bebas, kurang mampu bekerja sendiri, tidak puas diri, mudah kecewa, mudah putus asa, kurang menghargai, kurang bertanggungjawab, curigaan.

Demokratis
Sedang pada Pola Asuh Demokratis, orang tua berpandangan bahwa anak adalah pribadi yang pada dasarnya bisa mendidik dirinya sendiri, namun demikian untuk berkembang menjadi pribadi yang baik tetap membutuhkan pemandu. Dalam hal komunikasi: Orang tua mengembangkan komunikasi dua arah, saling mengemukan pendapat dan saling menanggapi. Kebiasaan disiplin ditanamkan dengan menjelaskan setiap peraturan dengan penjelasan mengapa, reward untuk hal yang positif lebih ditekankan daripada punishment. Hukuman dilaksanakan dengan kerelaan anak menjalaninya karena kesadaran demi kebaikan dirinya sendiri. Berbagai kebutuhan anak dipenuhi dengan didiskusikan dua pihak, dan dibicarakan secara kritis mana yang harus dipenuhi segera dan mana yang dapat ditunda berdasarkan apakah itu kebutuhan atau keinginan.

Sedang pola asuh Demokratis terbukti menjadikan anak berkembang menjadi pridadi yang aktif, berinisiatif, percaya diri, matang, tingkah laku rasional dan berdasarkan suara hati, mampu berintrospeksi dan bias memahami orang lain, mudah menyesuaikan diri, merasa bersalah bila timbul dorongan negatif, emosi stabil, bijaksana, hati-hati, mampu bertanggung-jawab, terbuka terhadap kritik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar